Selasa, 29 Desember 2015

SALAH NALAR

0 komentar
MAKALAH BAHASA INDONESIA
“ SALAH NALAR “





NAMA DOSEN : DRS. BUDI SANTOSO, MM
PENYUSUN : DWI AYU LARASATI ( 22213664 )




FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015







KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah Bahasa Indonesia 2 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Gunadarma. Adapun judul yang diambil dalam pembuatan makalah ini adalah tentang “ Salah Nalar “.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada  :
1.      Ibu Prof E.S. Margianti,SE,MM, Rektor Universitas Gunadarma.
2.      Bapak Ir. Toto Sugiharto, M.sc., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.      Bapak Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma.
4.      Bapak Drs. Budi santoso, MM, Selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Yang telah membantu penulis dalam pembuatan penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Dan penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap kritik dan saran dari pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini.



Bekasi, Desember
2015







DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………… i
Daftar Isi ………....………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ………….....…………………………...…….. 1
       I.               Latar Belakang………………………………....…………...……. 1
    II.               Rumusan Masalah …............………………………………...…... 1
 III.               Tujuan Penelitian ……………………………………………...… 1-2
 IV.               Metode Penulisan ………………………………………………... 1-2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………..……...… 3
       I.            Definisi Salah Nalar ……………………………………………………...… 3
    II.            Macam – Macam Salah Nalar ………………………………………. 3 – 5
 III.            Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar ……………………..... 5
BAB III PENUTUP ………………………………..…………………….. 6
       I.            Kesimpulan …………………………………….............…………….…... 6
DAFTAR PUSTAKA ……………….………...…………………………. iii





BAB I
PENDAHULUAN

I.             Latar Belakang
Berpikir adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir di sini ialah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah, mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan mengolah dan mengerjakan ia dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian lain. Oleh karena itu, obyek material logika bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa.
Akan tetapi, bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan, ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Kalau peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah pelbagai kesalahan atau kesesatan dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Atas dasar itu, gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.

II.             Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka permasalahan yang menjadi perhatian dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.      Menjelaskan definisi Salah Nalar ?
2.      Menjelaskan macam – macam Salah Nalar ?
3.      Menjelaskan cara mengatasi dan menghindari Salah Nalar ?

III.            Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini diantaranya adalah :
1.      Untuk mengetahui definisi Salah Nalar
2.      Untuk mengetahui macam – macam Salah Nalar
3.      Untuk mengetahui cara mengatasi dan menghindari Salah Nalar

IV.            Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data / variable  yaitu dengan mengambil dari beberapa website yang mendukung penelitian ini ( browsing data di internet ).




BAB II
PEMBAHASAN

I.                  Definisi Salah Nalar
Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.

Contoh salah nalar :
Emilia, seorang alumni STIE Serelo Lahat, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Halimah seorang alumni STIE Serelo Lahat, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

II.                Macam – Macam Salah Nalar
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan.

Ada beberapa macam salah nalar, yakni sebagai berikut :
A.    Deduksi yang salah
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.

Contoh dari Deduksi yang salah :
§  Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.

B.     Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah.

Contoh Generalisasi Terlalu Luas :
§  Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
§  Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.

C.    Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif :
§  Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
§  Petani harus bersekolah supaya terampil.

D.    Penyebab yang Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.

Contoh Penyebab yang Salah Nalar :
§  Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
§  Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.

E.     Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.

Contoh Analogi yang Salah :
§  Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
§  Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
§  Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.

F.     Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.

Contoh Argumentasi Bidik Orang :
§  Kusdi kesulitan membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai materi bahasa Indonesia.
§  Deliana tidak bias menikah lagi karena ia sudah janda.

G.    Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.

Contoh Meniru-niru yang Sudah Ada :
§  Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
§  Saat Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet mencotek, karena pada mata kuliah Statistik Fitriawati juga mencontek. 

H.    Penyamarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.

Contoh Penyamarataan Para Ahli :
§  Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah Ekonomi.
§  Sarifah pandai membuat kue, ia adalah lulusan SMEA.

III.           Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar
Ada beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari salah nalar. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Memilih kata dengan baik
b.      Harus mengetahui teori dasar dalam berpikir
c.       Sering membaca buku agar memiliki wawasan yang luas
d.      Memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan
e.       Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar
f.       Jangan menyimpulkan premis dengan cepat
g.      Dapat berkomunikasi dengan baik
h.      Tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.




BAB III
PENUTUP

I.      Kesimpulan
Jadi, maksud dari penalaran adalah untuk menemukan kebenaran. Dan Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi :
1.      Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
2.      Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.





DAFTAR PUSTAKA


BIOGRAFI SETO MULYADI

0 komentar




Nama Lengkap : Seto Mulyadi
Agama : Islam
Tempat Lahir : Klaten, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Selasa, 28 Agustus 1951
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Indonesia


BIOGRAFI

Seto Mulyadi adalah seorang mahasiswa psikologi Universitas Indonesia pencipta karakter Si Komo yang terkenal di awal tahun 80-an. Kala itu, stasiun televisi yang ada hanya TVRI, satu-satunya stasiun televisi yang menyuguhkan tontonan bermutu bagi anak-anak.

Berawal dari kecintaan terhadap anak-anak, pria kelahiran Klaten 28 Agustus 1951 ini memulai karirnya secara tidak sengaja. Mulanya pria yang akrab disapa Kak Seto ini hijrah ke Jakarta lantaran kecewa tidak diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga maupun Universitas Indonesia.

Dari kekecewaannya itu, ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta meski tanpa bekal dan keahlian apapun. Di sana, ia memulai hidup dengan kerja serabutan sembari menunggu tes Fakultas Kedokteran tahun berikutnya.

Tidak berjodoh dengan Fakultas Kedokteran, Kak Seto lantas memutar tujuan dan masuk Fakultas Psikologi atas saran Pak Kasur yang ia kenal sejak ia menjadi asisten pemilik Taman Kanak-kanak. Namun, siapa sangka di sinilah karirnya mulai beranjak. Percaya diri dan optimis tinggi, itulah Kak Seto. Perkenalannya pada Pak Kasur dan Bu Kasurlah yang membuat namanya berkibar.

Menjadi asisten Pak Kasur adalah pekerjaan ayah empat anak kala itu yang kemudian dilanjutkan dengan mengisi acara Aneka Ria Taman Kanak-kanak bersama Henny Purwonegoro. Di sana, suami dari Deviana ini mendongeng, mengisi acara belajar sambil bernyanyi, dan bermain sulap bersama anak-anak. Ilmu yang didapat dari Pak Kasur ia gabungkan dengan ilmu yang ia miliki, yakni teknik sulap yang telah ia pelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Sedangkan ilmu mendongeng didapat melalui belajar dan berdasarkan pengalamannya.

Menjadi bagian dari anak-anak memang dituntut untuk selalu kreatif, menyeimbangi pikiran-pikiran kreatif dan penuh imajinasi. Saat itulah karakter Si Komo diciptakan oleh saudara kembar Kresna Mulyadi ini. Berupa boneka Si Komo dan lagu yang diciptakan, karakter Si Komo menguat dan banyak dikenal. Acaranya banyak ditunggu dan membuat namanya kian tenar, kondisi perekonomiannya pun membaik.

Kesuksesan inilah yang kemudian mengantarkan Kak Seto memborong beberapa penghargaan seperti The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International pada 1987. Kini, pendiri Yayasan Mutiara Indonesia Yayasan Nakula Sadewa ini menjabat sebagai Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak sejak 1998. Kecintaannya pada anak-anak jugalah yang mengantarkannya membagi kisah lewat buku yang ia tulis, Anakku, Sahabat, dan Guruku.

Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.


PENDIDIKAN
  • SD Ngepos, Klaten, 1963
  • SMK, Klaten, 1966
  • SMA St. Louis, Surabaya, 1969
  • Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1981
  • Program Magister Psikologi Universitas Indonesia, 1989
  • Program Doktoral Psikologi Universitas Indonesia, 1993


KARIR
  • Ketua Pelaksana Pembangunan Istana Anak-Anak Taman Mini Indonesia Indonesia, 1983
  • Pendiri dan Ketua Yayasan Mutiara Indonesia, 1982-sekarang
  • Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Nakula Sadewa, 1984-sekarang
  • Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, Jakarta, 1994-1997
  •  Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak,


PENGHARGAAN
  • Men’s Obsession Award, 2006
  • The Golden Balloon Award, New York; kategori Social Activity dari World Children’s Day Foundation & Unicef, 1989
  • Orang Muda Berkarya Indonesia, kategori Pengabdian pada Dunia Anak-anak dari Presiden RI, 1987
  • The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari
  • Jaycess International, 1987
  • Peace Messenger Award, New York, dari Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar, 1987


Referensi         :

Rabu, 11 November 2015

PENALARAN DEDUKTIF

0 komentar
MAKALAH BAHASA INDONESIA
“ PENALARAN DEDUKTIF “



  
NAMA DOSEN : DRS. BUDI SANTOSO, MM
PENYUSUN : DWI AYU LARASATI ( 22213664 )




FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015






KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah Bahasa Indonesia 2 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Gunadarma. Adapun judul yang diambil dalam pembuatan makalah ini adalah tentang “ Penalaran Deduktif “.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada  :
1.      Ibu Prof E.S. Margianti,SE,MM, Rektor Universitas Gunadarma.
2.      Bapak Ir. Toto Sugiharto, M.sc., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.      Bapak Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma.
4.      Bapak Drs. Budi santoso, MM, Selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Yang telah membantu penulis dalam pembuatan penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Dan penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap kritik dan saran dari pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini.



Bekasi, November
2015






DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………… i
Daftar Isi ………....………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ………….....…………………………...…….. 1
1.1.   Latar Belakang………………………………....…………...…… 1
1.2.   Rumusan Masalah …............………………………………...…... 1
1.3.   Tujuan Penelitian …………………,…………………………...… 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………..……...… 2
2.1. Definisi Penalaran ……………………………………………………...… 2
2.2. Definisi Penalaran Deduktif ………………………………………………. 3 - 4
2.3. Variabel Pada Penalaran Deduktif ……………………………………..... 4 - 5
BAB III PENUTUP ………………………………..…………………….. 6
3.1. Kesimpulan ………………………………………………….…... 6
DAFTAR PUSTAKA ……………….………...…………………………. iii







BAB I
PENDAHULUAN

1.1.          Latar Belakang
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Dalam pembahasan makalah ini Penulis akan membahas tentang Penalaran Deduktif.
Penalaran Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks Penalaran Deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dengan menggunakan Penalaran Deduktif dapat digunakan dengan menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum – hukum logika.

1.2.         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan yang telah dirumuskan diatas sehingga ditarik permasalahan antara lain  :
1.      Apa yang dimaksud dengan Penalaran ?
2.      Menjelaskan definisi dari Penalaran Deduktif ?
3.      Menjelaskan variable pada Penalaran Deduktif ?

1.3.         Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini diantaranya adalah          :
1.      Untuk mengetahui definisi dari Penalaran.
2.      Untuk mengetahui definisi dari Penalaran Deduktif.
3.      Untuk mengetahui variabel pada Penalaran Deduktif.





BAB II
PEMBAHASAN

3.1.         Definisi Penalaran
§  Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposi – proposi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (Antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan Consequence (Konklusi).

§  Ciri – Ciri Penalaran
Berikut ini merupakan ciri – ciri penalaran     :
1.      Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika ( penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ).
2.      Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah – langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Secara detail penalaran mempunyai ciri – ciri sebagai berikut            :
A.    Logis
Suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
B.     Analitis
Berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk – petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
C.     Rasional
Artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.

§  Berdasarkan metode dalam menalar, penalaran dibagi menjadi 2, yaitu           :
1.      Penalaran Induktif / Induksi
2.      Penalaran Deduktif / Induksi

3.2.         Definisi Penalaran Deduktif
§  Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduktif. Deduktif dari kata ‘de’ dan ‘ decure’, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum. Jadi, deduktif adalah pola penyimpulan pikiran dari hal umum ke hal yang khusus. Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.
Jadi, ciri penalaran deduktif adalah    :
·         Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar.
·         Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.

Penarikan kesimpulan Deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.
1.      Penarikan Simpulan Secara Langsung
Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu posisi tempat menarik simpulan.
Simpulan Secara Langsung     :
1.      Semua S adalah P (premi)
Sebagian P adalah S (simpulan)
Contoh      : semua manusia mempunyai rambut. (premi)
                   Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)

2.      Semua S adalah P. (premi)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh      : Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premi)
                   Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)

3.      Tidak satu pun S adalah P. (premi)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh      : Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premi)
                   Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)

4.      Semua S adalah P. (premi)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S. (simpulan)
Contoh      : Semua kucing adalah berbulu. (premis)
                   Tidak satu pun kucing adalah tak berbulu. (simpulan)
                   Tidak satu pun yang tak berbulu adalah kucing. (simpulan)

2.      Penarikan Simpulan Secara Tidak Langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 
Contohnya                : Semua manusia bijaksana
  Semua dosen adalah manusia
  Jadi, semua dosen bijaksana. (simpulan)

2.      Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya                : Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
  Pada malam hari tidak ada sinar matahari
  Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.

Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen   juga dapat dijadikan silogisme.

3.3.         Variabel Pada Penalaran Deduktif
                               I.            Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

                            II.            Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

                         III.            Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

                         IV.            Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

§  Contoh Kalimat Deduktif
Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung



BAB III
PENUTUP

3.1.         Kesimpulan
§  Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (Antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan Consequence (Konklusi).
§  Penalaran Deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.
§  Terdapat Variabel pada Penalaran Deduktif yang menggunakan beberapa silogisme dengan proposisi masing – masing.
  



DAFTAR PUSTAKA