Rabu, 11 November 2015

PENALARAN DEDUKTIF

MAKALAH BAHASA INDONESIA
“ PENALARAN DEDUKTIF “



  
NAMA DOSEN : DRS. BUDI SANTOSO, MM
PENYUSUN : DWI AYU LARASATI ( 22213664 )




FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015






KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah Bahasa Indonesia 2 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Gunadarma. Adapun judul yang diambil dalam pembuatan makalah ini adalah tentang “ Penalaran Deduktif “.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada  :
1.      Ibu Prof E.S. Margianti,SE,MM, Rektor Universitas Gunadarma.
2.      Bapak Ir. Toto Sugiharto, M.sc., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.      Bapak Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma.
4.      Bapak Drs. Budi santoso, MM, Selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Yang telah membantu penulis dalam pembuatan penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Dan penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap kritik dan saran dari pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini.



Bekasi, November
2015






DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………… i
Daftar Isi ………....………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ………….....…………………………...…….. 1
1.1.   Latar Belakang………………………………....…………...…… 1
1.2.   Rumusan Masalah …............………………………………...…... 1
1.3.   Tujuan Penelitian …………………,…………………………...… 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………..……...… 2
2.1. Definisi Penalaran ……………………………………………………...… 2
2.2. Definisi Penalaran Deduktif ………………………………………………. 3 - 4
2.3. Variabel Pada Penalaran Deduktif ……………………………………..... 4 - 5
BAB III PENUTUP ………………………………..…………………….. 6
3.1. Kesimpulan ………………………………………………….…... 6
DAFTAR PUSTAKA ……………….………...…………………………. iii







BAB I
PENDAHULUAN

1.1.          Latar Belakang
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Dalam pembahasan makalah ini Penulis akan membahas tentang Penalaran Deduktif.
Penalaran Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks Penalaran Deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dengan menggunakan Penalaran Deduktif dapat digunakan dengan menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum – hukum logika.

1.2.         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan yang telah dirumuskan diatas sehingga ditarik permasalahan antara lain  :
1.      Apa yang dimaksud dengan Penalaran ?
2.      Menjelaskan definisi dari Penalaran Deduktif ?
3.      Menjelaskan variable pada Penalaran Deduktif ?

1.3.         Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini diantaranya adalah          :
1.      Untuk mengetahui definisi dari Penalaran.
2.      Untuk mengetahui definisi dari Penalaran Deduktif.
3.      Untuk mengetahui variabel pada Penalaran Deduktif.





BAB II
PEMBAHASAN

3.1.         Definisi Penalaran
§  Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposi – proposi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (Antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan Consequence (Konklusi).

§  Ciri – Ciri Penalaran
Berikut ini merupakan ciri – ciri penalaran     :
1.      Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika ( penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ).
2.      Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah – langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Secara detail penalaran mempunyai ciri – ciri sebagai berikut            :
A.    Logis
Suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
B.     Analitis
Berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk – petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
C.     Rasional
Artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.

§  Berdasarkan metode dalam menalar, penalaran dibagi menjadi 2, yaitu           :
1.      Penalaran Induktif / Induksi
2.      Penalaran Deduktif / Induksi

3.2.         Definisi Penalaran Deduktif
§  Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduktif. Deduktif dari kata ‘de’ dan ‘ decure’, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum. Jadi, deduktif adalah pola penyimpulan pikiran dari hal umum ke hal yang khusus. Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.
Jadi, ciri penalaran deduktif adalah    :
·         Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar.
·         Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.

Penarikan kesimpulan Deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.
1.      Penarikan Simpulan Secara Langsung
Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu posisi tempat menarik simpulan.
Simpulan Secara Langsung     :
1.      Semua S adalah P (premi)
Sebagian P adalah S (simpulan)
Contoh      : semua manusia mempunyai rambut. (premi)
                   Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)

2.      Semua S adalah P. (premi)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh      : Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premi)
                   Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)

3.      Tidak satu pun S adalah P. (premi)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh      : Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premi)
                   Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)

4.      Semua S adalah P. (premi)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S. (simpulan)
Contoh      : Semua kucing adalah berbulu. (premis)
                   Tidak satu pun kucing adalah tak berbulu. (simpulan)
                   Tidak satu pun yang tak berbulu adalah kucing. (simpulan)

2.      Penarikan Simpulan Secara Tidak Langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 
Contohnya                : Semua manusia bijaksana
  Semua dosen adalah manusia
  Jadi, semua dosen bijaksana. (simpulan)

2.      Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya                : Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
  Pada malam hari tidak ada sinar matahari
  Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.

Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen   juga dapat dijadikan silogisme.

3.3.         Variabel Pada Penalaran Deduktif
                               I.            Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

                            II.            Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

                         III.            Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

                         IV.            Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

§  Contoh Kalimat Deduktif
Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung



BAB III
PENUTUP

3.1.         Kesimpulan
§  Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (Antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan Consequence (Konklusi).
§  Penalaran Deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.
§  Terdapat Variabel pada Penalaran Deduktif yang menggunakan beberapa silogisme dengan proposisi masing – masing.
  



DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Posting Komentar