Selasa, 10 Juni 2014

Teori Pertumbuhan ( Teori Ekonomi Klasik )


Menurut teori klasik (yang dikemukakan oleh Adam Smith) suatu negara mengalami pertumbuhan ditandai dengan:
1. Pertumbuhan jumlah penduduk, dan
2. Peningkatan output (GNP).

Jumlah penduduk dianggap faktor yang pasif. Dengan demikian pertumbuhan suatu negara lebih tergantung pada pertumbuhan output (GNP). Sedangkan pertumbuhan output sangat tergantung kepada jumlah modal yang ditanam, modal ditentukan oleh jumlah laba yang diperoleh, laba tergantung kepada pasar (permintaan) dan permintaan tergantung pada jumlah penduduk dan penduduk tergantung pada upah, upah tergantung pada output. Asumsi klasik menyatakan bahwa faktor alam bersifat konstan. Maka pada suatu saat tingkat produksi itu akan mencapai tingkat “Full Employment”, artinya pendayagunaan alam, modal, dan tenaga kerja akan mencapai tingkat optimum, sehingga pada suatu saat jumlah output tidak bisa ditingkatkan lagi karena sudah optimum, maka akibatnya tingkat upah akan tetap, karena upah tetap maka penduduk pun akan tetap, karena biaya hidup penduduk tergantung pada upah.

Dengan demikian kalau kondisi Full Employment tersebut sudah tercapai itu artinya ekonomi akan mengalami kemandegan, dan pada akhirnya ekonomi akan substemekonomi yang statis dan pas-pasan.

Pada prinsipnya teori yang dikemukakan oleh David Ricardo sama dengan yang dikemukakan oleh Adam Smith.

Dengan asumsi bahwa faktor alam tetap, sedangkan penduduk bertambah pesat maka pada suatu saat tingkat perkembangan ekonomi akan sangat rendah dan tidak berkembang.

Teori klasik Para ahli teori klasik berpendapat bahwa perekonomian suatu Negara dapat tumbuh dan berkembang jika dititik beratkan pada pasar, selain itu peran pemerintah sangat membantu laju perkembangan suatu Negara.


Sumber

0 komentar:

Posting Komentar