Sosialis adalah suatu sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang
untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan
perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai kepentingan
hidup orang banyak. Dan dikuasai oleh negara seperti air, listrik,
telekomunikasi, gas, minyak dan lain sebagainya.
Dalam sistem ekonomi sosialisme atau
sosialis. Mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan
kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk
menjamin kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat.
Ciri-ciri sistem ekonomi Sosialis :
a. Lebih
mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
b. Masyarakat
dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial.
c. Tidak ada pengakuan atas hak-hak
pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
d. Pemerintah
bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
e. Alat-alat
produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
f. Pola produksi (aset dikuasai
masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis).
g. Pola
produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme
(masyarakat kapitalis).
h. Peran
pemerintah sangat kuat
i. Sifat manusia ditentukan oleh pola
produksi
Kelebihan-kelebihan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah :
A. Disediakannya
kebutuhan pokok
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan Negara.
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan Negara.
B. Didasarkan
perencanaan Negara
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
C. Produksi dikelola
oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.
Kelemahan-kelemahan
dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah:
A. Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum
Tidak banyak kasus, hanya terjadi pada saat revolusi industri (abad pertengahan) dan revolusi Bolsevik tahun 1917). Di India banyak kasta, tapi tidak pernah terjadi revolusi sosial.
A. Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum
Tidak banyak kasus, hanya terjadi pada saat revolusi industri (abad pertengahan) dan revolusi Bolsevik tahun 1917). Di India banyak kasta, tapi tidak pernah terjadi revolusi sosial.
B. Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan
Maka kreativitas masyarakat terhambat,
produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan berhenti.
C. Tidak ada insentive untuk kerja keras
Maka tidak ada dorongan untuk bekerja
lebih baik, prestasi dan produksi menurun, ekonomi mundur.
D.
Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi
Karl Marx hanya mengkritik keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskan mekanisme yang
mengalokasikan sumber daya di bawah sosialisme.
Sejarah
Sistem Ekonomi Sosialis
Eropa baru saja menyelesaikan ‘perang’ antara
kapitalisme dan rezim feodalisme. Sebelumnya, sejarah masyarakat eropa lebih
didominasi oleh kaum bangsawan dan feodal. Kelas masyarakat inilah yang telah
lama menancapkan kuku penjajahannya pada masyarakat bawah. Namun, setelah
sekian lama tertindas, akhirnya lahirlah kekuatan baru bernama kaum kapitalis
yang berusaha meruntuhkan otoritarianisme kaum feodal. Hal ini ditandai dengan
lahirnya Renaisance di eropa. Era ini menandai lepasnya masyarakat eropa dari
‘zaman kegelapan’ yang lebih didominasi oleh kaum feodal.
Era pencerahan dimulai dengan ditemukannya
mesin cetak oleh Johan Guttenberg pada abad ke-15 M. Hadirnya mesin cetak ini
mampu merubah kondisi sosial-budaya masyarakat eropa saat itu, terutama dalam
produksi. Dengan mesin cetak, produksi buku akhirnya bisa dilakukan secara
massal, setelah sebelumnya bersifat manual menggunakan tangan atau menulis di
atas batu. Pola manual ini jelas sangat melelahkan dan tidak efektif untuk
meningkatkan produksi tulisan.
Ditemukannya mesin cetak ini merupakan
fenomena revolusioner yang mampu mendobrak kebutuhan bahan produksi selama
berabad-abad. Mesin cetak adalah faktor utama terjadinya akselerasi peningkatan
produksi buku dan bacaan. Fenomena ini berimplikasi pada lahirnya era
komunikasi. Dengan banyaknya kuantitas buku yang dicetak, semua orang terpicu
untuk saling tukar ide dan pikiran.
Maraknya diskusi dan pertukaran ide ini
ternyata membawa akibat fatal terhadap rezim bangsawan. Budaya kritis
masyarakat semakin terasah, sehingga mampu membongkar segala macam kebusukan
dan kebobrokan kaum feodal, sekaligus meruntuhkan mitos surgawi yang diwartakan
para raja. Revolusi teknologi itulah yang akhirnya menjadi titik tolak
terjadinya perubahan-perubahan di masyarakat. Fakta yang lebih jelas sebagai
konsekuensi munculnya revolusi teknologi ini melahirkan apa yang dinamakan
dengan Engels Revolusi Industri, yaitu terjadinya perubahan mendasar dari
sistem pertanian ke sistem perindustrian. Ketika revolusi industri terjadi,
selanjutnya diikuti dengan lahirnya revolusi sosial, salah satunya adalah
Revolusi Perancis. Penindasan terhadap kaum buruh oleh kaum Borjuis inilah yang
mampu mendorong para pemikir untuk berupaya melahirkan sistem baru yang mampu
mengangkat keterpurukan kaum proletarian dari penindasan kaum kapital. Salah
satu tokoh yang peduli dengan nasib kaum buruh pada waktu itu adalah Karl Marx
yang menawarkan konsep sistem ekonomi sosialis.
Sistem masyarakat yang ada pada masa Karl
Marx, sebenarnya merupakan akibat dari kondisi ekonomi, dimana
perubahan-perubahan yang dialami sistem tersebut semata-mata bisa dikembalikan
kepada satu sebab, yaitu perjuangan kelas (class struggle) dalam rangka
memperbaiki kondisi kelas tersebut secara materi. Sejarah telah menceritakan
kepada kita, bahwa perjuangan ini ketika itu selalu berakhir dengan satu
bentuk, yaitu menangnya kelas yang lebih dominan jumlahnya dan lebih jelek
kondisinya atas kelas orang-orang kaya dan kelas yang jumlahnya lebih sedikit.
Inilah yang kemudian disebut dengan hukum Dialektika Sosial. Dimana, hukum ini
masih bisa berlaku untuk masa-masa mendatang, sebagaimana hukum ini sebelumnya
pernah terjadi.
Ekonomi sosialis memiliki beberapa prinsip
dasar. Diantaranya adalah otoritas suatu negara untuk menguasai semua aset
masyarakat. Di sini regulasi seputar ekonomi serta kepemilikan harta dilakukan
oleh pemerintah. Prinsip lain adalah keseteraan ekonomi. Maksudnya, masyarakat
tidak bekerja untuk pribadi, mereka hanyalah pegawai pemerintah yang gajinya
berasal dari keringat mereka sendiri. Prinsip lainnya adalah tentang disiplin
politik. Di negara yang menganut sistem ekonomi sosialis, parlemen sebagai
lembaga yang berhak membuat konstitusi dan regulasi dikuasai oleh kaum
proletarian atau kaum buruh. Mereka ditempatkan oleh partai-partai guna membuat
regulasi yang cenderung berpihak pada kaum buruh sebagai representasi kaum
sosialis.
0 komentar:
Posting Komentar